Viral orasi pancasalah mahasiswi bernama Sasa saat demo menolak omnibus law UU Cipta Kerja (Ciptaker), Ketua DPP PAN Pangeran Khairul Saleh menilai orasi itu sebagai bentuk amarah sesaat dan kecintaan terhadap negara.

“Itu kita anggap sebagai amarah sesaat sebagai wujud ekspresi kepedulian dan kecintaan mahasiswa untuk bangsa dan negara kita,” kata Pangeran, dilansir dari Detikcom, Sabtu (10/10).

Pangeran, yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI, menilai Sasa tidak memiliki tendensi untuk menghina dasar negara. Menurutnya, itu hanya bentuk ekspresi keprihatinan.

“Menurut saya, tidak ada tendensi dan niat menghina dasar negara. Yang bersangkutan menunjukkan rasa prihatin menurut pandangan dan pendapatnya,” ujar Pangeran.

Selain itu, Pangeran mengatakan penolakan mahasiswa terhadap UU Ciptaker merupakan hak kebebasan berpendapat dalam negara demokrasi, khususnya selama penyampaian pendapat tersebut tidak dilakukan secara anarkistis.

“Penolakan mahasiswa terhadap omnibus law UU Cipta Kerja adalah wujud negara kita sebagai negara demokrasi yang mempunyai kebebasan dalam berpendapat dan itu adalah hak yang diberikan oleh UU asalkan tidak anarkistis dan membuat keonaran,” jelas Pangeran.