Anggota DPRD Kuningan, Udin Kusnedi melakukan panen perdana bersama petani binaan di Desa Pamulihan, Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dalam kesempatan itu, Ia mengajak semua warga memperkuat ketahanan pangan melalui bercocok tanam.

Sosok yang akrab disapa Haji Udin itu tergerak untuk mengajak warga melakukan upaya ‘survival’ secara mandiri di tengah situasi krisis seperti sekarang akibat pandemi COVID-19.

Bercocok tanam menjadi cara yang tepat diterapkan dan dilakukan warga karena karakteristik masyarakat Kuningan banyak yang bekerja sebagai petani.

“Kita panen tomat perdana bersama petani binaan di sini. Bahkan selain tomat, di lahan ini kita olah untuk dilakukan tumpangsari dengan kembang kol,” kata Haji Udin Kusnedi yang juga Ketua DPD PAN Kuningan, dilansir dari Kumparan.com, Rabu (10/6).

Menurutnya, salah satu langkah yang dapat dilakukan setiap warga yakni memanfaatkan lahan pekarangan yang ada.

Sehingga semua dapat berpartisipasi dalam gerakan bercocok tanam, baik melalui media tanam secara hidroponik maupun konvensional di areal lahan yang dimiliki.

“Saya kira untuk memperkuat ketahanan pangan, semuanya harus berpartisipasi aktif dalam bercocok tanam. Apakah akan menanam jenis sayuran maupun tanaman pangan yang lain,” ujarnya.

Misalnya, melalui panen perdana ini, dia bersama para petani memetik hasil sayur jenis tomat dalam waktu 60 hari masa tanam. Tentunya selain mempunyai stok bahan pangan, hasilnya dapat dijual kepada masyarakat.

“Satu kali panen ini, para petani sudah kembali modal bahkan untung. Luas lahan sekitar 1 hektar, hasil panen perdana ini mencapai 7 kuintal dan ini akan panen beberapa kali ke depan, bahkan bisa sampai 10 kali panen mungkin bisa mencapai hasil 40-50 ton,” bebernya.

Bahkan, saat panen kembang kol, lanjutnya, satu kali panen mampu menghasilkan sebanyak 15 ton. Hasil itu cukup untuk menutupi modal yang dikeluarkan petani selama proses masa tanam.

“Masa tanam kembang kol juga sama sekitar 40 hari sudah siap panen. Jadi tumpangsari tomat dan kembang kol ini cukup menjanjikan bagi petani,” katanya.

Dia menyebut, ada sebanyak 35 kelompok tani binaan yang tersebar di Kabupaten Kuningan. Adapun jenis pertanian yang ditanam cukup beragam mulai dari tomat, cabai, kembang kol, padi hingga kopi.

“Petani akan terus mengembangkan pertanian, kita juga bantu pangsa pasarnya agar petani mendapat harga jual yang sepadan. Kalau petani tidak punya pasar, kita bantu, jadi kita ada koperasi sebagai wadah diskusi dan berbagi informasi para petani binaan,” ungkapnya.

Dia berharap, semakin banyak petani di Kuningan dapat bergabung dengan kelompok tani yang ada saat ini. Sehingga petani akan mendapat proses pembinaan mulai dari pengadaan bibit, pengolahan, pemeliharaan hingga pemasaran.

“Sebab saya yakni semua produk pertanian itu laku, sebab semua orang butuh pangan dan butuh makan. Bahkan kita ada kelompok tani yang fokus terhadap pengembangan kopi, termasuk kita akan bergerak untuk pengembangan peternakan dan perikanan,” tutupnya.