Komisi VIII DPR RI menggelar rapat bersama Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Dalam rapat, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Santoso mengutuk keras kasus penusukan terhadap pendakwah Syekh Ali Jaber.

“Kita turut prihatin Pak Menteri kemarin ada kejadian penusukan di Lampung, di masjid. Kita berharap ini tidak terjadi kembali karena bagaimana pun masjid itu tempat yang paling nyaman seharusnya. Gitu kan Pak Wamen? Bukan untuk kekerasan,” kata Yandri saat rapat bersama Fachrul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dilansir dari Detikcom, Senin (14/9).

Yandri mengatakan masjid bukanlah tempat untuk kekerasan. Ia mengatakan semua agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan.

“Kita tetap, sekali lagi Pak, mengutuk keras siapa pun yang melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah, tidak berdosa. Dari agama mana pun, dari suku mana pun, dari agama mana pun, itu kita tidak perbolehkan orang melakukan kekerasan terhadap orang lain,” ujar Yandri.

Anggota DPR dari Fraksi PAN ini meminta pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kejadian tersebut. Ia kembali menekankan keprihatinan terhadap kasus penusukan itu.

“Dari meja pimpinan, kami mengutuk keras dan turut prihatin. Kami minta ke aparat kepolisian yang memang diutus negara untuk mengusut tuntas penusukan terhadap salah satu ulama kita di masjid Bandar Lampung,” ucap Yandri.

Lebih lanjut, menurut Yandri, saat ini interpretasi masyarakat terhadap kejadian itu sudah menjadi liar. Ia berharap kasus itu bisa segera diungkap sehingga segala kecurigaan interpretasi publik dapat segera dihindarkan.

“Mudah-mudahan segala sangkaan atau interpretasi, analisa di tengah masyarakat itu terlalu liar pak menteri, sehingga kita minta ke pak polisi untuk mengungkap ini secara tuntas, apa motif di balik itu, dan bagaimana kejadian yang sebenarnya. Kalau itu diungkap mudah-mudahan kecurigaan analisa yang bukan-bukan bisa kita hindarkan di tengah-tengah masyarakat,” tutur Yandri.

Sebelumnya, pendakwah Syekh Ali Jaber ditusuk seorang pria berinisial AA pada Minggu (13/9) kemarin. Peristiwa ini terjadi saat Syekh Ali Jaber mengisi ceramah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung.