Komisi VIII DPR menggelar rapat kerja bersama Menteri Agama Fachrul Razi. Komisi VIII DPR mendesak Fachrul Razi memberi penjelasan tentang pernyataannya soal agen radikalisme good looking.

Rapat digelar di ruang rapat Komisi VIII DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Rapat dibuka oleh Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto pada pukul 10.15 WIB.

“Alhamdulillah sekarang sudah dihadiri oleh 13 anggota secara fisik, 32 anggota secara virtual, 2 izin, dari 9 fraksi. Oleh karena itu, berdasarkan tata tertib DPR RI Pasal 51 ayat 1, telah tercapai atau izin Bapak-Ibu sekalian saya buka, ” kata Yandri saat membuka rapat, dilansir dari Detikcom, Selasa (8/9).

Yandri mengungkapkan kekecewaannya terhadap pernyataan Fachrul Razi yang kerap menimbulkan kegaduhan. Mulai pernyataan soal celana cingkrang hingga institusi pemerintah yang berpeluang disusupi paham radikal melalui anak yang good looking.

“Komisi VIII juga menyayangkan pernyataan Pak Menteri yang sering menimbulkan kontra di publik dan menimbulkan kegaduhan,” ujar Yandri.

“Mulai dari larangan cadar, celana cingkrang, dan terbaru ungkapan Menteri Agama, yaitu institusi pemerintah memiliki banyak peluang untuk disusupi paham radikal yang diawali mengirimkan anak good looking untuk mendapatkan simpati, seperti anak yang menguasai bahasa Arab dan hafal Al-Qur’an,” imbuhnya.

Yandri menilai pernyataan Menag Fachrul Razi terkait paham radikalisme yang dapat disusupi melalui anak good looking serta pandai Al-Qur’an sangat tidak bijak. Ia menyampaikan banyak pihak yang protes atas ucapan tersebut.

“Ini sungguh pernyataan sikap yang tidak arif. Pak Menteri, ini saya sampaikan, Pak, banyak sekali ulama yang hubungi kami, ponpes yang mencetak Al-Qur’an termasuk ponpes kami, termasuk keluarga saya banyak yang hafal Al-Qur’an. Saya tersinggung sekali, Pak,” ujarnya.

Yandri menilai pernyataan itu seolah menarasikan orang yang pandai Al-Qur’an sebagai orang yang radikal. Ia pun mendesak penjelasan lengkap dari Fachrul Razi terkait pernyataannya itu.

“Dalam pernyataan, banyak seolah-olah menarasikan orang-orang itu radikal. Kalau yang pandai bahasa Arab itu radikal. Saya kira itu penting Pak disampaikan untuk yang mana yang radikal itu, Pak, lalu siapa, datanya bagaimana,” tuturnya.