Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI Jakarta menyikapi polemik diskriminasi pendidikan dalam penerapan PJJ, akses internet dan gadget yang membebankan warga.

Dua hari yang lalu, Fraksi PAN DPRD DKI sudah memasang Wifi gratis pada 7 titik di Jakarta Barat dan hari ini Fraksi PAN DKI melaunching free wifi pembelajaran PJJ.

Pemasangan wifi internet terletak di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kalideres dan Kecamatan Cengkareng. Tersebar di berbagai RT dan RW seperti, RT.06 RW.04, RT.02 RW.14, RT.05 RW.01, RT.05 RW.06, RW.01 RT.02 dan RT.06, RT.09 RW.09.

“Saya, Zita Anjani dan Bung Hakim (Komisi A) langsung turun memantau pembelajaran daring yang menggunakan free wifi. Antusias masyarakat begitu tinggi, anak-anak hadir di dampingi orang tua, dengan menggunakan seragam sekolah lengkap,” kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani.

Siswa berkumpul di satu titik untuk bisa menggunakan free wifi. Zita menggunakan fasilitas umum di masyarakat untuk anak-anak belajar, terutama di Masjid dan Mushola, ia berdayakan menjadi wadah untuk menuntut ilmu.

“Saya ingin tegaskan, apa yang di lakukan PAN hari ini merupakan wujud peduli terhadap dunia pendidikan Indonesia. Tujuannya untuk membantu siswa yang kesulitan membeli kuota internet, maupun kesulitan mendapatkan jaringan internet untuk mengikuti sekolah daring. Jadi tidak ada unsur politis yang sering di tuding oleh oknum yang tidak peduli pendidikan anak,” tegasnya.

Ia juga tidak bermaksud mengkritisi, tetapi justru memberikan solusi. Bahkan tidak hanya solusi berupa gagasan, tapi langsung dengan penindakan.

Lanjut Zita, PAN bukan hanya Partai Amanat Nasional, tapi juga Pendidikan Anak Nasional. Maka, ia pastikan akan terus mengkritisi pendidikan sampai ada inovasi.

“Harapan dari Fraksi PAN DPRD DKI, ini bisa menjadi contoh yang baik untuk di terapkan bagi kalangan yang mampu. Bahkan tak perlu malu, pemerintah di persilahkan untuk segera menerapkan hal yang sama, atau mungkin lebih baik,” tuturnya.

“Tidak perlu khawatir jika free wifi di anggap akan membawa dampak negatif bagi anak. Wifi ini hanya aktif pada jam sekolah, apabila sudah selesai kegiatan belajar, maka automatis jaringan internet wifi akan mati. Sehingga tidak bisa di akses untuk membuka hal-hal di luar pendidikan anak,” sambungnya.

Ia meminta pemerintah untuk segera memberikan solusi terhadap pendidikan saat ini. Zita tidak ingin pemerintah terlalu banyak berdebat dalam rapat, karena rakyat butuh kerja nyata para pejabat.

“Mas Menteri , Pak Gubernur, kami F.PAN dan rakyat menunggu perhatian kalian. Tunaikan sila ke-5 Pancasila, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya.