pan.or.id, Jakarta – Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais mengatakan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menjadikan Yerusalem sebagai Ibu kota Israel melukai hati umat Islam seluruh dunia khususnya Indonesia.
Sikap AS tersebut menurutnya pantas disikapi dengan keras dan kongkrit.
“Untuk kesekian kalinya Amerika menunjukkan sikapnya memusuhi Islam. Pernyataan Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan penghinaan yang luar biasa bagi umat Islam mengingat sejarah panjang Palestina dalam mempertahankan wilayah dari penjajahan Israel harus dibayar mahal oleh warga Palestina,” katanya, Kamis, (7/12/2017).
Sebagai bentuk protes, Hanafi mengajak seluruh umat Islam Indonesia dan dunia untuk memboikot seluruh produk Amerika.
Selain itu, meminta pemerintah Indonesia tidak lagi bekerjasama dengan Amerika Serikat.
“Lakukan embargo kerjasama dengan negara penghina umat Islam,” katanya.
Hanafi mengaku sangat mendukung sikap Presiden Joko Widodo yang sudah cepat bersikap dan merencanakan langkah diplomatik yang kongkrit dalam pertemuan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Dewan Keamanan PBB.
Langkah lanjutan dari Presiden ini harus dimonitor bersama agar menghasilkan diplomasi Indonesia di forum internasional agar efektif dan tidak cuma temporal.
“Dunia Arab pernah sukses melakukan embargo minyak terhadap AS pada tahun 1970-an. Saat ini, negara-negara muslim juga perlu bertindak tegas terhadap AS dengan melakukan boikot kerjasama dengan AS, termasuk embargo minyak,” katanya.
Hanafi menilai sikap Presiden AS memicu konflik baru di Timur Tengah mengingat proses perdamaian Palestina dan Israel sudah diperjuangkan sejak lama baik oleh masyarakat Palestina sendiri maupun negara-negara muslim dunia.
“Sikap Trump jelas dapat menyulut konflik bahkan tidak mustahil menjadi perang yang tentu tidak menguntungkan semua Pihak,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, Indonesia dan rakyatnya yang mayoritas muslim konsisten memberi dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina sesuai dengan amanah pembukaan UUD 1945.
Karena itu, bila Amerika memiliki sikap yang bertentangan dengan falsafah negara Indonesia maka sudah seharusnya Indonesia mengevaluasi hubungan diplomatik dengan negara paman sam tersebut.
“Pemerintah RI perlu mempertimbangkan untuk menarik Perwakilan kita dari AS sebagai langkah protes terhadap kebijakan Trump,” kata Hanafi.