Sembilan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jawa Timur telah memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Timur senilai Rp. 384 miliar lebih selama 2018. Realisasi tersebut mencapai 100 persen dari target yang telah ditetapkan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) DPRD Provinsi Jawa Timur Dr. A. Basuki Babussalam mengatakan peran BUMD tak hanya pada deviden, tetapi juga perannya pada pembangunan daerah.
“Kami memberikan perhatian agar BUMD turut meningkatkan perekonomian daerah dengan membantu permodalan UMKM,” kata Basuki seperti dilansir dari Amanat News.
Ia juga mengatakan UMKM memiliki posisi penting dalam keberlangsungan perekonomian daerah, yakni sebagai sektor yang berperan dalam membuka lapangan kerja.
“Pengalaman pada 1998 dan 2012 membuktikan bahwa UMKM dapat bertahan dari krisis ekonomi, ditunjukkan dengan pertumbuhan positif yang dicapai UMKM pada saat-saat krisis. Dengan memperkuat peran UMKM sebagai punggung perekonomian, diharapkan kondisi ekonomi daerah juga menjadi lebih tahan banting terhadap ketidakpastian situasi ekonomi global,” paparnya.
Menurut Basuki, UMKM seringkali sulit mendapatkan modal dari bank karena sulitnya UMKM dalam memenuhi syarat creditworthiness (5C) yang menjadi standar bank dalam memberikan pinjaman. Creditworthiness diartikan sebagai syarat-syarat kelayakan untuk mendapatkan kredit dari bank.
“Untuk itu, kami minta dalam perencanaan APBD 2020, komponen peran BUMD harus mendapat kebijakan Gubernur agar BUMD memberikan peran dan permodalan atau peran lain kepada UMKM di Jawa Timur. Sekali lagi ini tidak cukup hanya dilakukan oleh Bank Jataim atau Bank UMKM,” tandasnya.