Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta menunggu kajian terkait pembukaan sekolah dari pakar epidemiologi. PAN mengatakan keselamatan guru dan siswa harus diutamakan.

“Ya kita harus sabar menunggu kajian ilmiah dari para epidemiolog bersama Tim Gugus Tugas COVID-19 tingkat pusat maupun provinsi. Pak Anies pasti mengikuti itu. Keselamatan guru dan siswa tetap menjadi yang utama. Tidak langsung dibuka 100%,” kata Sekretaris Fraksi PAN DKI Jakarta Oman Rahman Rakinda, dilansir dari Detikcom, Senin (23/11).

Oman mengatakan, jika belajar tatap muka dilakukan, sekolah harus mengikuti aturan kapasitas kelas. Serta adanya pembagian shift saat belajar.

“Kelas misalnya dibuka untuk 50% kapasitas. Jam belajar lebih singkat. Masuk kelas bergantian bisa saja sehari ada 2 shift. Atau yang 50% kapasitas itu diisi bergantian rombongan pertama masuk Senin misalnya. Yang 50% siswa masuknya Selasa. Terus bergantian,” jelas Oman.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta itu juga meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta membuat rincian protokol kesehatan. Dia menegaskan protokol pencegahan COVID-19 harus senantiasa dilakukan di lingkungan sekolah.

“Jaga jarak, pake masker dan tersedianya secara cukup tempat cuci tangan. Pulang balik siswa juga harus dengan protokol yang disiapkan. Saya kira Dinas Pendidikan DKI menyiapkan rincian protokol kesehatan dalam kegiatan sekolah,” tutur Oman.

“Yang harus disiapkan betul adalah protokol kesehatan yang ketat, kebersihan dan sterilitas kelas dan furnitur serta peralatan dan perlengkapan belajar mengajar rutin disemprot disinfektan,” lanjutnya.

Oman optimistis sekolah di Jakarta bisa kembali dibuka di 2021. Meski demikian, menurutnya, keputusan itu akan bergantung pada penanganan COVID-19 yang dilakukan di Jakarta.

“Tapi kita harus optimis 2021 sekolah dibuka. Sikap optimis ini dilandasi dari berhasilnya upaya gubernur dan jajarannya untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Optimis, kita mulai dengan kelas mahasiswa dan SMU/sederajat,” tutur Oman.