Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menilai asumsi makro yang diajukan pemerintah sebesar 4,5 hingga 5 persen untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 terlalu optimistis dan terkesan tidak realistis.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI, Jon Erizal, dalam keterangannya, dilansir dari rmco.id, di Senayan, Senin (15/6).

Pasalnya, dampak dari Covid-19 semakin terasa pada pertumbuhan ekonomi di kuartal dua tahun ini. Sementara di kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan hanya mencapai angka 2,97 persen.

Menilik hal tersebut, Jon menegaskan Fraksi PAN di DPR berpendapat pertumbuhan ekonomi yang realistis di tahun 2021 berada pada kisaran 2-3 persen. Namun, bisa saja hanya 1-1,5 persen jika skenarionya lebih berat lagi.

“Fraksi PAN mengusulkan agar belanja pemerintah bisa disegerakan sehingga tingkat konsumsi masyarakat meningkat lebih cepat, apalagi diketahui belanja pemerintah merupakan satu-satunya faktor yang bisa mendongkrak laju pertumbuhan saat ini,” ujar Jon.

Jon menyatakan, pandangan Fraksi PAN ini didasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan pemerintah menanggulangi Covid-19.

PAN juga mengusulkan, agar seluruh bantuan sembako yang diberikan sebagai bagian dari program jaring jingga pengaman sosial (JPS) diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).

“Dengan demikian, masyarakat memiliki daya beli untuk menggerakkan roda ekonomi daerahnya,” tukasnya.