Anggota DPRD Kota Pontianak Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Syarif Lutfi Almutahar menyayangkan masih terjadinya kelangkaan gas subsidi di Kota Pontianak dan sekitarnya. Bahkan, kelangkaan gas subsidi ini termasuk masalah klasik di Kalbar yang tak kunjung selesai.

“Harusnya masalah klasik ini selesai dan gas ini merupakan masalah kompleks yang saling terkait, di antaranya ada indikasi oknum maupun pemain-pemain yang meraup keuntungan pribadi dari distribusi ini,” ujarnya dikutip dari Antaranews Kalbar, Kamis (31/10).

Syarif juga menjelaskan, tidak hanya masalah kelangkaan yang terjadi di pasaran, namun juga ada indikasi masih adanya penyaluran yang tidak tepat sasaran.

“Rendahnya kesadaran masyarakat mampu juga menjadi sumbangsih kelangkaan yang masih terjadi saat ini,” jelasnya.

Saat ini Pertamina mengidentifikasi adanya peningkatan permintaan pasar, maka pemerintah daerah harus menambah kuota. Sementara Diskumdag mengindikasi adanya hotel, restoran, dan kafe yang masih menggunakan gas elpiji tiga kilogram.

“Jangan dikasih ampun lagi, sosialisasi peruntukan ini sudah bertahun-tahun seharusnya tidak ada pihak yang tidak mengetahui peruntukan elpiji 3 kilogram langsung cabut saja izin usaha besar yang masih gunakan gas ini,” imbuhnya.

Syarif berharap pemerintah jangan terlalu memberi kelonggaran kepada pelaku usaha, jangan hanya karena mereka membayar pajak lantas diberikan kelonggaran, untuk itu ia meminta oknum-oknum yang terlibat pendistribusian elpiji tiga kilogram kepada para pelaku usaha ditindak tegas agar ada efek jera.

“Harus disisir semua pelaku usaha di Kota Pontianak ini. Kemarin baru dapat puluhan tabung mungkin ada ratusan bahkan ribuan tabung lagi yang digunakan pelaku usaha besar termasuk di Pontianak ini,” pungkasnya.